Jargon dan Elegi Menurutku



Kamis, 18 Juni 2009,

Nama saya Iwan Tegar Mandiri. Pada semester 6 ini entah kenapa saya dipertemukan dengan mata kuliah yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Nama mata kuliahnya adalah Filsafat Pendidikan Matematika. Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika yang di ampu oleh Dr. Marsigit MA dan Bapak Aryadi Msc di kelas Pendidikan Matematika Kelas C Angkatan 2006 tiap hari jumat jam 15.00 ternyata begitu mengesankan buat saya. Akan tetapi perkuliahan ini harus berakhir juga. Perkuliahan ini berbeda dari perkuliahan pada umumnya. Bapak Marsigit tidak menjelaskan semua materi pada waktu kuliah. Sehingga perkuliahan ini melatih mahasiswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam belajar filsafat pendidikan matematika. Karena beliau lebih banyak memberikan pelajaran melalui elegi-elegi serta jargon sebagai sarana mengkomunikasikan filsafat pendidikan matematika kepada mahasiswa secara tidak langsung. Elegi-elegi dan jargon tersebut dipostkan melalui blog beliau yaitu:

http//www.pbmmatmarsigit.blogspot.com dan http//www.powermatematics.blogspot.com


Dalam blog tersebut ada sekitar 76 Elegi dan 16 jargon serta ada informasi lain yang terkait dengan Pendidikan Matematika.


Yang pertama ingin saya bahas adalah elegi. Elegi menurut bahasa yaitu nyanyian susah atau nyanyian sedih. Bila kita tidak memahami mungkin kita bisa menginterpretasikan bahwa elegi membuat diri kita susah. Tapi tidak menurut saya. Menurut saya elegi memberikan ilmu baru yang sebenarnya ada disekitar kita, akan tetapi kita tidak pernah menyadarinya. Bahasa yang dipakai dalam elegi adalah bahasa analog, jadi berbeda dengan bahasa sehari-hari yang kita gunakan. Jadi kita harus benar-benar memahaminya. Kalau kita tidak benar-benar memahami dan hanya mengambil sepenggal-sepengal saja, dapat menyebabkan kita salah persepsi. Oleh karena itu kita tidak boleh mengambil kesimpulan sendiri. Kalau ada yang tidak jelas, mahasiswa dapat memberikan pertanyaan atau komentar melalui blog atau langsung pada saat perkuliahan. Karena pertanyaan-pertanyaan mahasiswa akan dinilai lebih oleh beliau. Karena semakin kita banyak bertanya, semakin banyak pula ilmu yang kita peroleh. Karena sebenar-benarnya ilmu adalah pertanyaan-pertanyaan kita. Sedangkan selama perkuliahan di kelas beliau hanya menerima pertanyaan dan memberi beberapa penegasan terkait dengan materi perkuliahan. Mahasiswa juga dapat mengepostkan tugas filsafat melalui blog yang sudah dibuat oleh masing-masing mahasiswa termasuk di dalamnya tugas membuat elegi terkait dengan pendidikan matematika.

Filsafat merupakan pemikiran para filsuf, maka dalam perkuliahan juga banyak dipelajari perkembangan pemikiran para filsuf dari zaman yunani kuno sampai zaman kontemporer. Baik dijelaskan secara langsung ataupun tersirat dalam elegi-elegi. Juga dipelajari aliran-aliran yang dianut para filsuf, yang di dalamnya juga termasuk para ilmuan matematika.

Dari perkuliahan itu juga banyak hal-hal baru yang dapat dipetik. Filsafat merupakan ilmu tentang olah pikir. Dengan mengikuti perkuliahan tersebut kita dilatih untuk berfikir lebih kritis dan lebih luas. Kita tidak hanya berfikir hal-hal yang ada saja tetapi hal-hal yang mungkin ada, karena itu sebenar-benarnya objek filsafat. Selain itu kita juga dapat mengetahui bahwa banyak sekali hal-hal yang selama ini kita yakini dan kita anut hanyalah mitos belaka, dan kalau kita tidak sadar, akan merusak hati dan pikiran kita.

Kebanyakan orang cenderung menilai bahwa dengan mempelajari filsafat akan semakin menjauhkan kita dari Tuhan. Namun dalam perkuliahan ini ditegaskan bahwa dengan belajar filsafat, orang akan semakin meningkat iman dan takwanya. Hal ini terbukti dengan dipelajarinya filsafat agama, terlihat dari beberapa elegi seperti Elegi Menggapai Sang Kholik, Elegi Menggapai Sepi dan elegi lainnya. Semuanya berakhir pada hati dan Tuhan. Makna yang terkandung dari elegi tersebut menjadikan kita semakin ikhlas dalam beribadah kepada Tuhan.

Beberapa elegi juga menggambarkan bagaimana sikap kita sebagai seorang guru. Hal penting yang dapat kita ambil adalah kita tidak boleh menjadikan siswa-siswa kita sebagai objek. Tidak boleh bersifat otoriter, menggunakan kekuasaan kita sebagai guru serta menerapkan metode yang bersifat teacher center. Metode yang kita gunakan harus memberdayakan siswa, memberi kebebasan pada siswa untuk berbicara dan beraktifitas karena sebenar-benarnya pelajaran adalah milik siswa. Sedangkan guru hanyalah sebagai fasilitator dan motivator.

Sedang Jargon menurut bahasa adalah bahasa yang kacau. Bila orang yang belum mengenal tentang filsafat, mungkin jargon cuma dianggap sebelah mata. Akan tetapi menurut saya jargon adalah hal yang patut saya pikirkan. Bila kita telaah lebih lanjut, maka Jargon adalah bahasa yang dibuat oleh subjek tertentu untuk mengemukakan hal yang mungkin bermanfaat bagi orang banyak. Sehingga bila kita mampu untuk berendah hati menerima dalam hati isi dari sebuah jargon, maka akan berguna bagi dirinya baik didunia bahkan mungkin diakhirat.

Jargon yang dibuat oleh Bapak Marsigit merupakan cermin dari diri kita akan adanya subjek dan objek. Subjek dan objek didunia ini sudah tidak bisa dipungkiri lagi keberadaannya. Bahkan sangat melekat pada pribadi masing-masing individu bila memang menyadari. Sehingga dengan membaca jargon dari Bapak Marsigit, saya menjadi lebih bisa semangat menjalani hidup. Karena ternyata dalam setiap individu bisa menjadi subjek maupun objek. Saya menjadi lebih bisa menghargai orang lain serta saya bisa lebih bersyukur akan semua yang diberikan Allah SWT.

Banyak hal yang dapat kita pelajari dari perkuliahan filsafat pendidikan matematika. Terutama hikmah yang kita petik dari elegi dan jargon yang tentu sangat berguna bagi kehidupan kita, asal kita benar-benar mau memahami dan menggunakanya sesuai dengan ruang dan waktu.

Terakhir, hanya ucapan terimakasih yang dapat saya haturkan kepada dosen saya, Dr Marsigit MA. Serta Bapak Aryadi Msc, atas semua ilmu yang telah beliau berikan kepada kami para mahasiswa. Terutama atas semua elegi-elegi dan jargon yang sengaja dibuat seiring dengan perkuliahan filsafat pendidikan matematika, sehingga kami merasa istimewa. Mungkin semua yang sudah bapak berikan kepada kami tidak bisa di dapatkan oleh orang lain. Semoga apa yang telah bapak berikan kepada kami, dapat kami manfaatkan. Dan semoga kami dapat menjalankan semua pesan dan pelajaran dari bapak. Amin.


Nama : Iwan Tegar Mandiri

NIM : 06301244003

Prodi : Pendidikan Matematika

Filsafat Pendidikan Matematika

Komentar

Postingan Populer